Sabtu, 09 Juli 2011

ANOREXIA DAN KESEHATAN



KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan kesempatan waktu yang telah diberikanNYA makalah “Anorexia dan Kesehatan“ ini biasa terselesaikan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Bahasa Indonesia yang telah membimbing dan memfasilitasi dalam proses penyelesaian makalah ini.Dan temen-teman satu kelompok yang ikut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat untuk pembuatnya sendiri maupun pembaca yang kami hormati.Kritik dan saran slalu kami terima untuk menyempurnakan makalah ini.Dan semoga makalah yang kami buat ini jjuga memberikan sedikit pengetahuan yang bermanfaat serta dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.










Malang, Oktober 2009


Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kehatan adalah sesuatu yang sangat berharga bagi kita dan karena kesehatan kita bisa melakukan segala aktivitas sehari hari.Untuk itu penerapan pola hidup sehat perlu ditnamkan pada setiap individu. Berolah raga yang teratur,makan makanan yang bergizi,istirahat yang cukup,dan menyempatkan diri untuk liburan sangat penting untuk menjaga kesehatan kita.Bagi para remaja kesehatan tubuh sangat diperhatikan,kususnya bagi remaja putri yang banyak mengidam-idamkan mempunyai tubuh yang langsing,tapi dalam kenyataannya kebanyakan masalah yang terjadi pada remaja putri adalah terjadinya obesitas.Berbagai cara yang dilakukan oleh remaja putri untuk menjaga tubuhnya agar tetap ideal,cara yang dilakukan ada yang benar menurut prosedur kesehatan atau justru menyiksa dirinya sendiri.
Olahraga terus menerus yang tidak diimbangi dengan pemenuhan makanan bagi tubuh ataupun mengeluarkan makanan yang telah dimakan karena takut tubuhnya mengalami obesitas atau yang sering disebut dengan Anorexia.Anorexia adalah masalah yang masih sering kita lihat dalam kehidupan remaja.Anorexia adalah kebiasaan buruk yang harus dihindari karena kebiasaan ini akan menyiksa tubuh penderita.Karena asupan nutrisi-nutrisi dalam tubuh yang tidak terpenuhi,penderita ini akan mempunyai tubuh yang sangat kurus.Pemahaman tentang penerpan pola hidup sehat sangat diperlukan agar langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai keadaan sehat itu sesuai dengan penerapan pola hidup sehat yang benar.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Anorexia ?
2. Apa penyebab dan akibat dari anorexia ?
3. Bagaimana hubungan anorexia dengan penyakit lain ?
4.Bagaimana hubungan anorexia dengan pola hidup sehat ?
5. Bagaimana cara pengobatan anorexia ?
6. Apa saja peran perawat dalam kasus anorexia ?

1.3 TUJUAN

1. Memahami pengertian dari anorexia
2. Memahami sebab-sebab dan akibat dari anorexia
3. Memahami hubungan anorexia dengan penyakit lain
4. Memahami apa saja hubungan anorexia dengan pola hidup sehat
5. Memahami cara pengobatan anorexia
6. Memahami peran perawat dalam kasus anorexia

1.4 MANFAAT

1. Pembaca memahami tentang bahaya anorexia bagi kesehatan tubuh
2. Pembaca dapat memahami pentingnya menjaga pola hidup sehat














BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ANOREXIA
Anorexsia adalah kelainan pola makan yang sering terjadi pada wanita. Kelainan tersebut biasanya merupakan suatu bentuk penyiksaan terhadap diri sendiri. Oleh sebab itu, diperlukan perhatian besar untuk menghadapi masalah anorexia dan bulimia.Anoreksia dan bulimia merupakan gangguan makan yang menyiksa, dimana kedua keadaan sama bahayanya bagi tubuh. Gangguan tersebut dihasilkan oleh ketakutan bahwa tubuh akan menjadi gemuk setelah makan, dan ketakutan mental itu akan terpancar melalui penyiksaan fisik.
Tanda yang dialami oleh penderita anorexia

1. Menolak untuk mempertahankan berat badan normal dan cenderung selalu ingin lebih kurus.
2. Selalu ketakutan berat badannya akan naik walaupun kenyataannya berat badannya turun terus.
3. Berhenti menstruasi tiga bulan berturut-turut atau lebih padahal tidak hamil.
Ciri-ciri dari penderita anorexsia antara lain
1. Biasanya penderita adalah wanita, baik remaja, dewasa atau yang baru memasuki masa puber.
2. Tumbuh dalam lingkungan keluarga yang menekankan pentingnya prestasi sebagai nilai kebanggaan keluarga.
3. Mempunyai perhatian yang berlebihan tentang kesempurnaan penampilan.
4. Mempunyai orang tua yang sangat sibuk dengan dunia mereka sendiri. Penderita anoreksia biasanya merasa harus menjadi sempurna agar mendapat perhatian dari orang tua mereka.
5. Ditandai dengan perubahan fisik seperti rambut rontok, terhentinya ovulasi dan menstruasi, detak jantung melambat, tekanan darah rendah dan tidak mampu menahan rasa dingin.
6. Biasanya memiliki tingkat depresi yang lebih parah dibandingkan penderita bulimia.
7. Rentan terkena osteoporosis,karena asupan kalsium yang rendah.
8. Dapat menyebabkan kerusakan hati dan organ-organ vital lainnya jika berat badannya turun dibawah batas normal.
2.2 PENYEBAB DAN AKIBAT DARI ANOREXIA
Ketika memasuki masa remaja, khususnya masa pubertas, remaja menjadi sangat concern atas pertambahan berat badan mereka. Terjadi perubahan fisiologis tubuh yang kadangkala mengganggu. Biasanya, hal ini lebih sering dialami oleh remaja putri daripada remaja pria. Bagi remaja putri, mereka mengalami pertambahan jumlah jaringan lemak sehingga mereka akan mudah untuk gemuk apabila mengkonsumsi makanan yang berkalori tinggi. Kalau dulu makan apapun tidak berefek bagi berat badan, tapi setelah masa pubertas (biasanya ditandai dengan menstruasi), baru makan coklat dua potong, kok beratnya sudah tambah 1 kg. Pada kenyataannya kebanyakan wanita ingin terlihat langsing dan kurus karena mereka beranggapan bahwa menjadi kurus akan membuat mereka bahagia, sukses dan populer. Apalagi kalau melihat ‘body’ para selebritis yang langsing (sebenarnya lebih tepat dikatakan kurus-ceking- tiada berisi) sehingga kalau pakai baju model apapun terlihat pas dan pantas dipakai. Sementara kalau tubuh kita gendut, pakai baju apapun rasanya seperti sedang memakai karung terigu. Akhirnya, lingkungan sekitar juga ikut mempengaruhi. Semakin sering diledek ‘gendut’ maka dietnya semakin gencar. Maka tidak mengherankan bila ketidakpuasan seseorang dengan tubuhnya akan mengembangkan masalah pada gangguan makan.
Remaja dengan gangguan makan seperti di atas memiliki masalah dengan body imagenya. Artinya, mereka sudah memiliki suatu mind set (pemikiran yang sudah ter’patri’ di otak) bahwa tubuh mereka tidak ideal. Mereka mempersepsikan tubuhnya gemuk, banyak lemak di sana sini, tidak seksi dan lain-lain yang intinya tidak sedap untuk dipandang dan tidak semenarik tubuh orang lain. Akibat pemikiran yang sudah ter’patri’ ini, seorang remaja akan selalu melihat tubuh mereka terkesan gemuk padahal kenyataannya justru berat badan mereka semakin turun hingga akhirnya mereka menjadi sangat kurus. Mereka akan dihantui perasaan bersalah manakala mereka makan banyak karena hal itu akan menyebabkan berat badannya naik. Masalah “body” ini akhirnya menyebabkan remaja menjadi tidak percaya diri dan sulit untuk menerima kondisi dirinya. Mereka beranggapan bahwa kepercayaan diri akan tumbuh kalau mereka juga memiliki tubuh yang sempurna (sempurna disini adalah ; kurus).
Anoreksia ditandai oleh ketakutan yang tidak wajar terhadap kemungkinan mengalami kenaikan berat badan dan kehilangan kemampuan mengontrol makan. Para penderita anoreksia bangga akan diet dan kontrol ekstra keras yang dilakukannya.

Ciri-ciri Anorexia antara lain,
* Tidak mau mempertahankan berat badan pada level normal atau sedikit di atas normal
* Ketakutan bahwa berat badan akan naik
* Menganggap berat badannya sudah ideal
* tidak mengalami menstruasi.

Meskipun berkurangnya berat badan adalah ciri yang paling jelas terlihat pada anoreksia nervosa, tetapi sesungguhnya hal itu bukan inti gangguannya. Banyak orang kehilangan berat badan akibat kondisi medis tertentu, tetapi penderita anoreksia memiliki ketakutan yang intens terhadap obesitas dan berusaha keras untuk menjadi kurus.
Gangguan ini paling sering muncul pada remaja yang memang kegemukan atau mempersepsi bahwa dirinya terlalu gemuk. Ia lalu mulai berdiet keras, yang terus membua dia sampai ke titik di mana ia terjebak secara obsesif untuk menjadi kurus.
Olah raga berat, yang nyaris seperti menghukum diri sendiri, juga lazim dilakukan. Berkurangnya berat badan secara dramatis diperoleh dengan membatasi asupan kalori.
Seorang penderita anoreksia tidak pernah puas dengan penurunan berat badannya. Berat badan yang tetap antara hari ini dan keesokan harinya atau setiap penambahan berat badan dapat mengakibatkan kepanikan, kecemasan dan depresi.

Ketika memandangi tubuhnya di cermin, ia melihat sosok yang sangat berbeda dengan apa yang dilihat oleh orang lain. Orang lain melihatnya sebagai gadis yang kurus kering dan lemah, seperti seorang penderita kelaparan, sedang yang bersangkutan melihatnya sebagai gadis yang perlu mengurangi berat badannya...

Biasanya mereka pintar memilih ucapan yang ingin di dengar orang lain. Mereka mungkin mengatakan setuju bahwa berat badannya memang kurang dan perlu menambah, tetapi sesungguhnya ia tidak mempercayainya.

Mungkin untuk menunjukkan bahwa dirinya mampu mengontrol makanannya, sebagian penderita anoreksia menunjukkan minat yang besar pada masak memasak dan makanan. Sebagian menjadi juru masak yang handal, yang menyiapkan makanan untuk seluruh keluarganya. Sebagian lainnya menimbun makanan di kamarnya dan memandanginya dari waktu ke waktu.

Akibat Anorexia Nervosa
Beberapa penderita anoreksia dan bulimia dapat menurunkan berat badannya antara 25 – 50 % dari berat badan mereka. Umumnya anoreksia mempunyai gejala seperti depresi, kurang percaya diri, penampilan yang tidak proporsional, hubungan keluarga yang terganggu, berkurangnya nafsu makan, emosi yang susah dikontrol, mudah terjangkit penyakit, berat badan menurun drastis, dan kekurangan nutrisi.
Resiko terburuk anoreksia adalah kematian. Hal ini diakibatkan adanya penurunan berat badan yang luar biasa dan merupakan bentuk lain dari bunuh diri. Sekitar 1 dari 10 penderita anoreksia meninggal akibat komplikasi. Jika gangguan ini, baik anoreksia maupun bulimia tidak segera tertangani, maka dapat membawa dampak masalah baik secara fisik maupun psikis yang serius, bahkan kasus yang terparah bisa sampai menyebabkan kematian
Dampak fisik yang umumnya terjadi pada mereka :
1. Kehilangan selera makan, hingga tidak mau mengkonsumsi makanan apapun
2. Luka pada tenggorokan dan infeksi saluran pencernaan akibat terlalu sering memuntahkan makanan
3. Lemah, tidak bertenaga
4. Sulit berkonsentrasi
5. Gangguan menstruasi
6. Kematian
Dampak fisik secara tidak langsung juga akan mempengaruhi kondisi psikis seseorang, sehingga masalah psikologis yang muncul pada mereka adalah :
1. Perasaan tidak berharga
2. Sensitif, mudah tersinggung, mudah marah
3. Mudah merasa bersalah
4. Kehilangan minat untuk berinteraksi dengan orang lain
5. Tidak percaya diri, canggung berhadapan dengan orang banyak
6. Cenderung berbohong untuk menutupi perilaku makannya
7. Minta perhatian orang lain
8. Depresi (sedih terus menerus)


2.3 Hubungan Anorexia dengan Penyakit Lain

Resiko teburuk dari anorexia adalah dapat menyebabkan kematian. Hal ini terjadi karena terjadinya penurunan berat badan secara drastis. Anorexia akan menyebabkan beberapa penyakit lain yang umunya akan menderita komplikasi diantaranya,


1.Penyakit jantung.
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian yang umum terjadi pada penderita anoreksia. Pada orang yang mempunyai penyakit jantung, anoreksia mengakibatkan ritme jantung yang tidak teratur dan mengakibatkan pengecilan ukuran otot jantung.

2.Gangguan hormonal.
Perubahan terhadap hormon reproduktif dan hormon tiroid yang dapat menyebabkan gangguan menstruasi (amenorrhea), infertilitas, penyusutan tulang dan gangguan pertumbuhan.

3. Ketidakseimbangan mineral dan elektrolit.
Tubuh membutuhkan sejumlah mineral yang cukup,terutama Ca dan K. Kalsium dan Kalium berfungsi dalam menghasilkan sinyal elektrik yang membuat jantung berdetak. Gangguan dalam jumlah cairan tubuh dan mineral akan menyebabkan jumlah elektrolit yang tidak seimbang dan dapat berbahaya bagi tubuh penderita.

4. Kerusakan syaraf.
Anorexsia dapat menyebabkan gangguan otak dan syaraf, seizures. Hal ini adalah akibat dari berkurangya asupan nutrisi sehingga timbul gangguan.

5. Gangguan pencernaan.
Anoreksia dapat mengakibatkan konstipasi ( sulit buang air besar ). Gangguan ini disebabkan oleh berkurangnya asupan serat yang diperlukan untuk memperlancar buang air besar. Jika keadaan ini semakin parah akan menyebabkan penyakit yang lebih parah, misalnya ambien. Dan harus dioperasi untuk penyembuhannya.

2.4 HUBUNGAN ANOREXIA DENAGAN POLA HIDUP SEHAT

Anorexia adalah kebiasaan buruk yang pada umumnya dilakukan oleh perempuan untuk mendapatkan bentuk tubuh ideal(langsing). Akan tetapi cara yang dipilih salah karena seseorang yang mempunyai kebiasaan buruk ini memaksa tubuhnya untuk berolahraga tanpa diimbangi denagan pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam tubuhnya. Akibatnya tubuh kekurangan energi karena nutrisi-nutrisi dalam tubuh tidak terpenuhi. Tubuh menjadi lemas, fungsi kerja organ-organ tubuh terganggu, dan bila kebiasaan ini dibiarkan terus menerus bukannya bentuk tubuh ideal yang didapatkan tetapi, kondisi tubuh yang kurus dibatas kewajaran serta tidak menutup kemungkinan terjadi kematian pada penderitanya(Walter H, 2006).
Kebiasaan buruk seprti Anorexia bertolak belakang dengan penerapan pola hidup sehat . Olahraga yang diimbangi dengan pemenuhan nutrisi tubuh adalah salah satu penerapan pola hidup sehat yang benar. Saat berolahraga tubuh kita mengeluarkan banyak energi dan banyak kalori yang terbakar. Untuk menggantikan kalori yang terbuang tadi dibutuhkan makanan-makanan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh kita(Robert Levey, 2006). Sehingga keseimbangan dalam tubuh terjaga, tidak seperti penderita Anorexia yang justru membiarkan tubuhnya kekurangan nutrisi setelah berolahraga. Dan banyak yang mengatakan bahwa kebisaan buruk ini adalah salah satu cara untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal secara cepat(Trismiati, 2004).
Bentuk tubuh yang ideal dapat kita dapatkan dengan penerapan pola hidup sehat, olah raga teratur yang diimbangi dengan pemenuhan nutrisi dalalam tubuh adalah salah satu cara untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal dan bukannya memilih kebiasaan Anorexia yang justru menyiksa tubuh kita. Para ahli kesehatan menjelaskan bahwa perilaku Anorexia tidak sepantasnya menjadi pilihan alternatif untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal dan penerapan pola hidup sehat yang teratur adalah alternatif yang sesuai untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal. Penerapan pola hidup sehat yang dimaksud adalah olahraga yang teratur dengan memperhatikan pemenuhan nutrisi dalam tubuh(Pokja, 2007). Anorexia erat hubungannya dengan penerapan pola hidup sehat tetapi, hubungan yang dimaksud adalah penyimpangan pola hidup sehat yang harus dijauhi dan dihindari bagi seluruh perempuan pada kususnya. Dan pemahaman pola hidup sehat yang benar harus kita tanamkan sejak dini sehingga kita nantinya merasakan hasilnya. Yang perlu digarisbawahi adalah Anorexia adalah salah satu penyimpangan penerapan pola hidup sehat yang harus dihindari seawal mungkin(Raymond Tambunan, 2005).
Perlunya penanaman pola hidup sehat sejak dini sebagai antisipasi untuk menghindari penyimpangan yang terjadi selama ini mengenai masalah Anorexia sangat dianjurkan oleh para ahli kesehatan. Perlunya penyuluhan-pnyuluhan kepada masyarakat mngenai hunbungan Anorexia dengan Penanaman pola hidup sehat menjadi salah satu agenda dari beberapa instansi kesehatan. Kondisi badan yang sehat dengan bentuk tubuh yang ideal akan kita dapatkann jika penanaman pola hidup sehat itu benar-benar kita terapkan secara teratur dan berkelanjutaan. Anorexia sebagai salah satu penyimpangan pola hidup sehat sering kali menjadi suatu masalah yang serius yang harus ditindaklanjuti secara prefentif maupun represif(Gordon, 1982).
Peran aktif dari lembaga-lembaga pemerintah dalam melakukan penyuluhan- penyuluhan dan pembelajaran tentang pemahaman pola hidup sehat tidak akann berhasil tanpa adanya sumbangsih dari masyarakat. Kebutuhan nutrisi yang diperlukan tubuh harus terpenuhi agar kerja organ tubuh dalam proses metabolisme berjalan lancar dan kita dapat melakukan berbagai aktivitas sehari hari dengan lancar. Berbeda denagan Anorexia yang membiarkan tubuh bekerja keras tanpa memperhatikan pemenuhan makanan yang bernutrisi tinggi pada saat melakukan olah raga, sama halnya membunuh diri kita secara perlahan-lahan. Padahal tubuh ini harus kita jaga agar tetap dalam kondisi prima, sehingga aktivitas yang mencerminkan penerapan pola hidup sehat seperti olah raga dapat terlaksana sesuai jadwal keseharian yang sehari hari kita lakukan. Ingin mendapatkan tubuh yang ideal bukan berarti harus mengurangi porsi makann kita sehari hari atau bahkan mambiarkan tubuh ini tidak dimasuki makanan(Harlock, 2003).
Berolah raga adalah cara yang efektif untuk mendapatkan bentuk badan yang ideal tetapi pola penerapan olah raga pada penderita Anorexia bukanlah penerapan pola hidup sehat yang dianjurka oleh para ahli. Hubungan yang berkebalikan ini menjadi permasalahan yang rumit yang belum dapat dipecahakan sampai saat ini karena paradikma yang diterapkan dalam kehidupan perempuan pada umumnya memilih sesuatu yang serba praktis. Perempuan-perempuan itu memilih kebiasaan yang basanya dilakukan oleh para penderita Anorexia sebagai cara yang praktis. Untuk itu pemahaman hubungan antara pnerapan pola hidup sehat denga kebiasaan buruk Anorexia harus benar-benar dipahami dan dimingerti dengan pemahaman yang baik sehingga kesehatan tubuh dengan bentuk badan yang ideal dapat kita dapatkan(Mc Heinze, 1989).

2.5 CARA PENGOBATAN ANOREXIA
Biasanya pengobatan terdiri dari 2 tahap:
1. Mengembalikan berat badan normal
2. Terapi psikis, yang seringkali dibarengi dengan pemberian obat-obatan.

Jika berat badan turun sangat cepat atau sangat berat (sampai lebih dari 25% dibawah berat badan normal), maka sangat penting untuk mengembalikan berat badan karena penurunan yang demikian isa berakibat fatal. Pengobatan awal biasanya dilakukan di rumah sakit, dimana penderita didorong untuk makan. Kadang diberikan makanan melalui infuse. Jika status gizinya sudah baik, maka dimulai terapi jangka panjang oleh seorang ahli dalam kelainan pola makan.
Terapi bisa berupa psikoterapi individual, kelompok dan keluarga; atau berupa obat-obatan. Jika ditemukan depresi, maka diberikan obat anti-depresi.
Pengobatan dalam kasus bulimia maupun anorexia diperlukan penanganan dini, karena penanganan yang terlambat mempersulit pengobatan. Biasanya, keluarga pasien akan diminta bantuan dalam perawatan, seperti terapi dapat berlangsung setahun atau lebih, bisa dilakukan sendiri di rumah bersama keluarga atau untuk kasus yang parah dengan rawat inap di rumah sakit.
Manajemen Terapi Anoreksia
Penderita anorexia harus diyakinkan bahwa mereka butuh pertolongan professional.Pengobatan yang dilakukan meliputi:
A. Terapi Nutrisi untuk Anoreksia
1.Mengikuti jadwal pola makan yang sesuai.
2.Berhenti makan jika sudah merasa cukup, bukan kenyang.
3.Makan makanan yang sehat, makanan yang seimbang. Kebutuhan kalori yang sangat tinggi untuk menaikkan bobot tubuh dan memeliharanya setelah bobot tubuh yang diinginkan. Sekali bobot tubuh yang diinginkan dicapai, kalori akan secara bertahap menurun sampai tingkat pemeliharaan, yaitu kira – kira 50 kcal/ kg setiap hari.
4.Mengkonsumsi vitamin dan suplemen mineral terutama kalsium, kalium, dan besi.
5.Latihan fisik secara teratur, tapi tidak berlebihan.
6.Mengkonsumsi nutrisi enteral. Data anthropometric dan biokimia telah dikumpulkan dari 9 pasien anoreksia nervosa sebelum dan setelah mengkonsumsi enteral nutrisi melalui rute nasogastric. Konsumsi nutrisi ini ternyata menaikkan bobot badan sebesar 8.22 kg/bulan. Nilai ini tidaklah berbeda dari tingkatan yang dicapai oleh pokok anorectic mengenakan total parenteral ilmu gizi. Lagipula, suatu kenaikan yang penting beberapa index biokimia, yaitu prealbumin dan total zat besi telah dicapai.
7. Mengkonsumsi sayur-sayuran hijau karena banyak mengandung klorofil. Dr. Ann Wigmore menuliskan "hal yang paling terpenting dalam memulihkan kembali kesehatan adalah mengambil asupan klorofil dalam jumlah seimbang dan secara terus-menerus setiap hari." Klorofil mempunyai bentuk nukleat dan asam amino yang sesuai yang dibutuhkan otak manusia, untuk membentuk neuropeptida yang diperlukan untuk berpikir kreatif dan positif, sehingga membantu penderita depresi seperti yang dialami pasien anoreksia.
8. Untuk pasien anoreksia yang parah, pemberian makanan dilakukan melalui rute nasogastric (pada rute ini, digunakan selang yang menghubungkan hidung dan perut, sehingga makanan tidak akan dimuntahkan melalui mulut).
9. Pemberian liquid oral nutrition dengan nilai kalori yang terus ditingkatkan tiap minggu.
10. Terapi utama untuk amenorrhea pada pasien anoreksia nervosa adalah dengan peningkatan nutrisi. Pemberian estrogen dari luar tubuh hanya diperbolehkan pada pasien defisiensi estrogen yang ditandai dengan berhentinya pertumbuhan dada dan kulit menjadi kering. Akan tetapi, estrogen tersebut ternyata tidak berefek pada kerapatan tulang pasien anoreksia nervosa. Untuk menangani keropos tulang pada pasien anoreksia nervosa (yang sekalipun telah diberikan asupan estrogen dari luar tubuh) karena defisiensi nutrisi, maka dilakukan upaya untuk menaikkan bobot badan. Suplemen vitamin juga harus ditingkatkan termasuk kalsium dengan dosis 1000-1500 mg/hari dan vitamin D 400 IU/hari untuk membantu penyerapan kalsium.
11. Terapi untuk pasien anoreksia akibat efek samping pengobatan penyakit seperti kemoterapi pada kanker adalah sebagai berikut : menggunakan stimulan selera makan, mengkonsumsi nutraceutical yang terdiri dan protein dan omega 3 asam lemak (nutraceutical ini dapat menurunkan kerusakan otot, meningkatkan bobot badan pasien kanker, dam meningkatkan sintesis otot), dan mengkonsumsi vitamin.
B. Obat-obat antideperesan yang diberikan dokter kepada pasien anoreksia
1.selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) seperti fluoxetine, sertraline, paroxetine, citalopram, escitalopram, dan fluvoxamine.
2. venlafaxine dan tricyclic antidepressants seperti imipramine dan desipramine.

2.6 PERAN PERAWAT DALAM KASUS ANOREXIA
Peran perawat dalam kasus anoreksia sangat penting. Mengingat implikasi psikologi dan medis anoreksia nervosa yang sulit, suatu rencana pengobatan harus menyeluruh, termasuk perawatan di rumah sakit jika diperlukan dan terapi individual. Di samping itu, peran keluarga dalam penyembuhan pasien juga merupakan hal yang penting dan dianjurkan.
Perawat dapat melakukan perawatan dalam bentuk apa saja. Kebanyakan perawat memberikan intervensi di rumah sakit, namun tidak jarang juga proses penyembuhan dilakukan di rumah pasien. Hal ini mengingat peran keluarga sangat penting bagi kemajuan kesehatan sang pasien.
A. Perawatan di rumah sakit.
Klinik harus memutuskan pasien mana yang harus diberi perawatan di rumah sakit, dan yang tidak harus. Berikut ini adalah penanganan secara umum di rumah sakit:
i. Kehilangan energi yang banyak, pada umumnya, pasien anoreksia nervosa yang berada 20% di bawah berat badan yang diharapkan untuk tinggi badannya adalah dianjurkan untuk program rawat inap, dan pasien yang berada 30% di bawah berat badan yang diharapkan memerlukan perawatan rumah sakit psikiatrik yang terentang dari dua sampai 6 bulan..
ii.Hypokalemi (<3 meg/L) atau EKG mengalami perubahan akibat meningkatnya potassium.
iii. Lingkaran muntah, dan pengurangan makanan yang tidak dapat diputuskan.

B. Terapi di bawah pengawasan Perawat
i. Assessment atau pengkajian keperawatan yang berhati-hati dan penatalaksanaan masalah kesehatan dan gangguan kejiwaan lainnya.
ii. Modifikasi perilaku lainnya untuk usaha peningkatan berat badan, seperti tirah baring dengan pengawasan konsumsi makanan sebagai langkah awal untuk setiap pasien. Frekuensi pemberian makan 5-6 kali, dengan kalori 1500 – 2000 kalori yang ditingkatkan secara bertahap, biasanya diberikan makanan yang sama selama sehari sehingga pasien tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang besar sekali makan.
iii. Keinginan untuk menaikan berat badan harus disesuaikan dengan pendidikan pasien. setiap pagi pasien harus ditimbang setiap pagi, setelah mengosongkan kandung kemihnya dan sebelum sarapan.
iv. Mengkuatkan kembali keinginan pasien untuk meningkatkan berat badannya. jika pasien tidak lagi tirah baring, pasien harus diawasi selama 2 jam setelah makan. Hal ini dilakukan agar pasien tidak memuntahkan makanannya. Pemberian makan secara paksa dilakukan jika pasien mengalami penurunan berat badan yang drastic, dan membahayakan jiwa pasien.

C. Kriteria untuk perawatan di rumah sakit
Dasar perawatan di rumah sakit berdasarkan Farmakoterapi, yang diberikan jika ada gangguan jiwa, seperti depresi, atau kecemasan. Keikutsertaan keluarga diberikan untuk pasien yang dengan perawatan di rumah, digunakan untuk memeriksa interaksi di antara anggota keluarga dan kemungkinan tujuan sekunder dari gangguan tersebut bagi pasien.
Perawatan setelah rumah sakit memiliki banyak sekali jenisnya. Yaitu gabungan psikoterapi individu dan keluarga. Menggunakan pendekatan terapi kognitif yang difokuskan pada pasien yang terobsesi menjadi kurus, kepercayaan diri yang rendah, dan dichotomous thinking, seperti gendut lawan kurus, benar lawan salah, otonomi lawan independent.
Farmakoterapi, banyak diberikan oleh physician jika pasien telah mengalami perbaikan setelah 6 bulan, setelah pasien di rawat.

D. Dasar Intervensi yang dilakukan perawat
Melalui prosedur ini diharapkan klien dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat yang dibuktikan dengan BB dalam batas normal, albumin dalam batas normal.
Intervensi:
• Kaji pola diet nutrisi
• Kaji status nutrisi
• Kaji faktor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi
• Menyediakan makanan kesukaan klien dalam batas-batas diet
• Anjurkan cemilan tinggi kalori, rendah protein, rendah natrium diantara waktu makan
• Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama makan
• Kaji bukti adanya masukan protein yang tidak adekuat
• Timbang berat badan harian


























BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sesuai dengan penjelasan yang telah dipaparkan dapat diambil kesimpulan bahwa Anorexia tidak mencerminkan penerapan pola hdup sehat, bahkan Anorexia dapat mengancam kesehatan kita karena menyiksa diri kita sendiri tanpa memperhatikan asupan makanan yang cuku bagi tubuh.
3.2 SARAN
Penerapan poa hidup sehat harus dilakukan dengan prosedur kesehatn yang benar,sehingga akan memmberikan dampak yang positif bagi kesehatan tubuh kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar